loading...

Melihat Kembali Gaya Boyband dan Girlband Indonesia 90-an

Trio Libels (Foto: Youtube/ Najib Hussein)
Saat ini milenial Indonesia sedang sangat menggandrungi boyband/girlband dari Korea, ada pula masa di mana industri musik Indonesia dipenuhi dengan boyband atau girlband yang berkiblat pada musik Korea seperti SM*SH, Cherrybelle, dan 7 Icons. Namun, masa-masa kejayaan boyband dan girlband asli Indonesia ini tak bertahan lama dipasaran.
Ini jelas sangat berbeda saat kita melihat ke era 90-an di mana karya boyband dan girlband Indonesia dari masa itu tak termakan oleh zaman dan masih eksis sampai sekarang. Tak hanya karyanya saja, style para grup vokal Indonesia ini juga masih banyak diikuti oleh para remaja hingga saat ini.
kumparan (kumparan.com) melihat kembali bagaimana kerennya boyband dan girlband Indonesia di era 90-an.
Boyband dan girlband adalah istilah untuk grup musik pop yang terdiri dari beberapa penyanyi. Biasanya, boyband dan girlband tidak hanya menonjolkan kehebatan dari sisi suara, tapi juga dance yang apik dan atraktif.
Di era 90-an, musik dunia sedang diisi dengan berbagai grup vokal yang trendy seperti Backstreet Boys, Westlife, dan Spice Girls. Tak mau kalah dengan grup vokal luar negeri, musik Indonesia juga diwarnai dengan berbagai grup vokal seperti Trio Libels, AB Three, dan Warna.
Pada era itu, tidak menutup kemungkinan dalam satu grup vokal terdapat personel wanita dan pria. Grup vokal seperti itu di era 90-an adalah Warna dan Lingua. Meski begitu, mereka juga termasuk dalam kategori boyband dan girlband.
Style boyband dan girlband di era 90-an menjadi sorotan di kalangan remaja kala itu. Trio Libels, misalnya, yang mempopulerkan jas warna-warni dan celana gombrong. Para kawula muda di zaman itu pun langsung berbondong-bondong untuk menyamai style mereka. 
Namun, inilah perbedaan era 90-an dan sekarang. Pada masa itu, style tidak dipatok rata seperti sekarang. Style boyband dan girlband Indonesia pun tak selamanya berkiblat pada Trio Libels dengan pakaian gombrong yang berwarna-warni. 
Ada boyband Cover Boy (Coboy) yang lebih memilih style berpakaian senada dan rambut belah tengah yang maskulin. Ada pula girlband RSD yang beranggotakan Rita, Sita, dan Dewi yang semuanya tampil anggun dengan potongan rambut pendek yang nge-tren di kalangan remaja pada masa itu.
Begitu juga gaya bermusik para boyband dan girlband di masa itu yang juga beragam. Dawny, vokalis band ska ternama di era 90-an, Jun Fan Gung Foo, beranggapan kalau teknologi analog membuat penggila musik di era 90-an berlomba-lomba untuk membuat karya yang beragam, berbeda dari musik zaman sekarang yang diseragamkan oleh musik digital.
“Kalau 90-an itu, analog lagi nge-tren dan orang-orang berlomba-lomba bikin karya yang unik-unik. Jadi, lebih banyak ragamnya, enggak kayak sekarang. 'Kan udah digital, jadi musik tuh lebih ke EDM (Electronic Dance Music) gitu dan terkesan mirip,” begitu kata Dawny saat dihubungi kumparan lewat sambungan telepon.
Begitu juga Fatur, vokalis Java Jive yang juga terkenal di era 90-an saat sukses berkolaborasi dengan Nadila. Menurutnya, media berpengaruh pada kreativitas musisi di era itu. Karena saat itu, media untuk promosi terbatas, musisi yang berada di dalam sebuah boyband atau girlband berusaha keras untuk menjadi yang paling unik.
“Saat itu 'kan media masih jarang banget, enggak kayak sekarang yang sudah banyak seperti ini (menunjuk rekan-rekan media). Jadi, di masa itu, kita (musisi) harus jor-joran gimana caranya jadi yang paling beda,” jelasnya saat dijumpai di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, hari ini, Senin (4/12).
Coba saja lihat boyband ME. Mereka tampil keren dengan gaya musik hip hop di Harlem, Amerika Serikat. Lalu, ada boyband FBI yang salah satunya beranggotakan Indra Bekti yang saat ini sukses sebagai seorang presenter televisi. FBI memilih genre musik pop 90-an yang sangat khas. Namun, ada pula P-Project yang terkenal dengan lagu-lagu lucu mereka seperti ‘Nasib Anak Kos’, ‘Antrilah Di Loket’, dan ‘Lagunya Lagu Bola’ yang merupakan yang parodi hits-hits boyband Barat yang ternama di era 90-an.
Memang boyband dan girlband Indonesia era 90-an akhirnya harus mengalah pada musik 2000-an yang dipenuhi dengan solois pop dan grup band bergenre rock. Namun, lagu-lagu boyband dan girlband Indonesia era 90-an sangat membekas di telinga. Sebut saja lagu ‘Ada Cinta’ milik girlband Bening, ‘Rindu Ini’ milik Warna, dan ‘Inikah Cinta’ milik ME yang masih sering diputar di radio-radio di Tanah Air.
Produser ternama, Capung, yang juga merupakan gitaris Java Jive, juga punya alasan tersendiri kenapa musik 90-an itu sifatnya everlasting. Menurutnya, alasan kenapa musik 90-an masih terngiang di telinga masyarakat Indonesia karena pada era itu, musik Indonesia sedang mengalami kemajuan teknologi yang pesat. Ditambah lagi, ekonomi yang baik menjadikan lagu-lagu 90-an dapat terdistribusi dengan baik ke pasaran.
“Era 90-an itu adalah era puncak kejayaan teknologi musik, analog, dan digital terpadu. Di era, ada era penyempurnaan dari musik-musik di era 70-an dan 80-an. Belum lagi ekonomi dan pasar yang sedang sangat baik di era itu. Jadi, semuanya itu berkumpul di era 90-an. Mungkin itu alasan kenapa musik era 90-an itu masih asyik untuk didengarkan di era milenial ini,” jelas Capung yang juga produser beberapa band besar seperti Nidji, Geisha, dan Peterpan.
Sampai saat ini, ada beberapa boyband dan girlband yang masih bertahan, beberapa di antaranya adalah Warna yang kini formasinya diisi oleh Sarwana, Ari, Ira, Ria, dan Stephen, Project Pop yang kini beranggotakan Udjo, Yosi, Odie, Tika, dan Gugum (Oon meninggal dunia pada Januari lalu), dan AB Three yang berganti nama menjadi B3. Kini, B3 digawangi oleh Riafinola Ifani Sari, Cynthia Lamusu, dan Widi Mulia Sunarya.
Boyband dan girlband ini masih aktif sampai sekarang, dan tidak bisa dipungkiri, beberapa anggotanya juga fokus pada karier mereka sebagai solois. Namun, nama band yang melambungkan nama mereka masih dijaga agar tetap hidup hingga detik ini.
Nah, kalau kamu, apa boyband atau girband favorit kamu di era 90-an? Yuk, kita diskusikan di kolom komentar!
Artikel Asli