Liputan6.com, Jakarta - Gelombang panas yang terjadi di berbagai belahan Bumi akhir-akhir ini, bisa dikatakan sebagai salah satu dampak nyata dari pemanasan global.
Untuk informasi, gelombang panas adalah periode panas berlebih yang berkepanjangan dan sering dikombinasikan dengan kelembapan yang berlebihan.
Hal ini dapat menjadi sangat berbahaya ketika melanda sebuah daerah yang terbiasa dengan suhu dan cuaca yang dingin. Akibatnya, tubuh kurang bisa menyesuaikan dengan kondisi yang tidak biasa.
Mirisnya, pemanasan global tak hanya mengancam ekosistem alam Bumi, tetapi juga berisiko memicu penyakit akibat dari suhu yang terlampau ekstrem.
Apa saja penyakit-penyakit yang bisa timbul akibat pemanasan global? Berikut daftarnya sebagaimana kami rangkum dari laman DW, Kamis (16/8/2018).
Virus Tak Dikenal
Semakin banyak virus "kuno" yang terbangun dari tidurnya akibat pemanasan global. Sejak 2003 setidaknya ada empat yang diketahui.
Virus terakhir adalah Mollivirus Sibericum, virus raksasa berumur 30.000 tahun yang hanya bisa menginfeksi organisme bersel tunggal, tidak manusia maupun hewan. Walau demikian, ilmuwan memperingatkan akan kemunculan virus-virus patogen baru.
Antraks
Pada Agustus 2016, seorang anak meninggal dunia di Siberia akibat antraks. Sekitar 20 warga didiagnosa terjangkit bakteri berbahaya itu.
Antraks juga membunuh ribuan rusa di wilayah tersebut. Antraks berasal dari bangkai rusa yang mati 75 tahun lalu saat terakhir kali menyebar disana.
Bangkai yang selama ini membeku mencair akibat naiknya suhu dan mengaktifkan kembali bakteri yang ada di dalamnya.
Kolera
Menurut pakar penyakit menular Dr. David M. Morens, kolera ada berada dalam peringkat teratas di daftar penyakit yang harus diwaspadai karena perubahan iklim.
Kolera mudah mewabah di suhu hangat. Jadi semakin hangat bumi, semakin berbahaya.
Zika dan Virus Nil Barat
Nyamuk Aedes aegypti adalah pembawa utama virus Zika. Para ilmuwan memperingatkan, dengan suhu yang terus meningkat dan sebanding dengan daerah tropis, nyamuk akan lebih luas jangkauan penyebarannya.
Menurut hasil studi UCLA, hal yang sama akan terjadi dengan penyebaran virus Nil Barat yang dibawa oleh nyamuk Culex.
Penyakit Lyme
Jumlah penderita penyakit Lyme meningkat drastis. 11.700 kasus dilaporkan pada 1995, dan pada 2013 jumlahnya sekitar 27.203.
Penyakit bakterial ini menyebabkan kelelahan, demam, sakit sendi, ruam kulit dan komplikasi pada sistem saraf.
Udara yang lebih hangat berarti telur caplak akan lebih cepat menetas, sehingga caplak punya kesempatan lebih besar untuk mencari manusia yang bisa diinfeksi.
Reporter: DW Indonesia
Sumber: DW.com
(Jek)
Artikel Asli